Followers

20 May 2016

Bicara Cermin dan Diri



Cermin:  Lama menghilang diri. Tanpa bicara. Ada sesuatu yang berlaku?

Diri:  ermm . tak ada. Masih ada. Masih menjengah. Cuma sekadar menjengah. Baca, ikuti apa yang masih ada.  Nampaknya masih ada yang pernah ada walaupun ramai yang sudah tidak ada walaupun ada.  

Cermin: Mengapa agak lama diam? Terlalu sibukkah atau dah tak mahu bicara lagi?

Diri: Diam itu sementara. Masih ada yang ingin bicara. Sentiasa ada. Ia hadir cuma hadirnya itu kalanya cepat berlalu.

Cermin: Mengapa tidak seperti dulu? Penuh bicara. Seronok bila baca bait-bait bicara. Bicara tentang kehidupan dan warna-warninya. Tentang pelbagai karenah manusia.  Tentang persekitaran. Tentang suka dan duka.  Penuh cerita, ceria  dan gelak tawa. 

Diri: Manusia penuh dengan keinginan dan rasa. Ingin bicara tapi diam lebih menguasai bicara. Bila diam terlalu lama tanpa bait kata, maka ia semakin  hilang rasa ingin bicaranya.

Cermin: Moga bicara itu masih ada dan terus ada. Usah dibiar apa yang dilalui, dialami tanpa dibicarakan, dikongsi untuk dijadikan sebahagian kisah kehidupan manusia. Sekurangnya masih ada yang dapat mengambil sesuatu dari kisahnya.

Diri: hmm hmm.. iya .. setiap manusia ada kisahnya. Cuma kisahnya itu ada yang berlalu tanpa ada yang tahu. Ada yang kisahnya berjaya dijadikan kisah dan dikongsi bersama yang lain. Apa yang penting, hendaknya kisah itu adalah bicara dari hati, dihayati penuh empati. Mungkin kisahnya boleh kita ikuti dan dekati. Mungkin juga dari kisah itu, kita perlu jarakkan diri dan jauhinya. Itulah keindahan kisah sebenarnya.

Cermin: Jadi sudah mula bicara lagi?

Diri: 

Cermin: Moga terus bicara …




No comments:



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Search